London - Final Liga Champions di London, Inggris, 25 Mei 2013 waktu setempat, ternyata menyisakan cerita. Empat orang warga negara Indonesia melakukan aksi unjuk rasa menentang mafia sepak bola dan menyelamatkan Persebaya (1927) Surabaya.Aksi itu dikoordinasi Brian de Almas, Bonek yang lama menetap dan mencari nafkah di London. Ia bersama tiga orang kawannya, yakni Dendy, Budi, dan salah satunya arek Jember bernama Hasbey, membawa spanduk bertuliskan dua bahasa yakni Inggris dan Jerman.Seruan dalam bahasa Inggris berbunyi: 'Help Us Get Rid Off Mafia Out of Indonesian Football Association'. Sementara seruan dalam Bahasa Jerman berbunyi: Helft Uns, Die Mafia Aus Der Indonesischen FA, Zu Werfen!'. Tulisan paling bawah adalah 'Save Persebaya 1927'.Spanduk itu dbawa berkeliling Stadion Wembley, tiga jam sebelum kick off pertandingan final antara Bayern Munchen melawan Borussia Dortmund. Mereka mendatangi fans Munchen dan Dortmund untuk menunjukkan isi spanduk tersebut. "Mereka merespon dengan baik. Tiap kami mau berfoto dengan mereka, pasti melihat tulisan spanduk dulu, dan mereka memahami isi spanduk yang kami tulis dengan dua bahasa itu. Mereka tahu Indonesia. Banyak juga yang mengambil foto ketika kami keliling wembley," kata Brian.Sebenarnya, Brian dan kawan-kawan sudah hendak memajang spanduk itu di dalam Stadion Wembley. Namun mereka gagal memperoleh tiket masuk. Tiket masuk ludes. Harga tiket di calo melambung hingga empat ribu poundsterling, atau jika dihitung satu pound setara Rp 15 ribu, harganya mencapai lebih dari Rp 60 juta.Brian mengatakan, spanduk itu dibuat karena prihatin dengan kondisi Persebaya (1927) yang ditekan oleh rezim sepak bola di Indonesia. Ia ingin membuka mata semua orang, bahwa persoalan di tubuh sepak bola Indonesia belum sepenuhnya selesai."Harapan kami, beberapa petinggi PSSI sedikit saja membuka mata. Jika masih belum, kami akan mengirim spanduk itu ke swiss untuk dibentangkan di markas FIFA, pas ada meeting pejabat organisasi itu," kata Brian."Kami akan kirim lagi spanduk itu ke Korea Selatan di keramaian turnamen sepak bola. Biarlah kami dikira menjelekkan lembaga PSSI. Selama mereka masih tidak memperhatikan Persebaya yang asli, aksi akan terus berlangsung. Akan ada aksi lanjutan yang masih kami simpan," tambah Brian. [wir]
Title :
Description : London - Final Liga Champions di London, Inggris, 25 Mei 2013 waktu setempat, ternyata menyisakan cerita. Empat orang warga negara Indone...