PADANG - Penyadapan yang dilakukan Australia membuat hubungan Indonesia dengan Negeri Kangguru ini memanas. Berangkat dari kasus itu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring meminta semua pihak untuk berhati-hati dalam penggunaan alat telekomonikasi.
Menurutnya, penyadapan itu bisa terjadi di mana-mana, apalagi teknologi saat ini sudah semakin canggih. "Antisipasi itu penting dengan cara meningkatkan kesadaran dari diri kita dulu," ujar Tifatul usai membuka Kongres VI dan Seminar Besar Nasional Komonikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, di Padang, Sumatera Barat, Selasa (26/11/2013).
Setelah itu, Tifatul mengatakan perlunya dibuat standarisasi telekomunikasi yang baik untuk para pejabat negara, seperti presiden, wakil presiden, para menteri, pimpinan lembaga negara atau lainnya. “Karena yang namanya penyadapan itu pasti,” ujarnya.
Namun demikian, meski sudah menggunakan standarisasi, tetap saja harus ada kesadaran dari masing-masing pengguna, baik pejabat maupun masyarakat agar lebih berhati-hati saat bertelefon, atau bahkan saat menggunakan fasilitas komunikasi lainnya yang mudah disadap.
"Karena yang namanya titik penyadapan bisa di HP dengan memakai alat penyadap, antar telefon dengan BTS, atau juga antar tower, bisa juga dengan satelit," tuturnya.
Tifatul menjelaskan bahwa bukan hanya Indonesia, Jerman saja negara yang teknologinya jauh lebih maju bisa disadap. "Prancis juga terkenal negara peluncuran satelit dan pembuat satelit tapi presidennya juga disadap, Meksiko, Brazil, dan beberapa Negara eropa lainya,” terangnya. (amr)
Title : Hubungan Indonesia dan Australia memanas
Description : PADANG - Penyadapan yang dilakukan Australia membuat hubungan Indonesia dengan Negeri Kangguru ini memanas. Berangkat dari kasus itu, Ment...