JAKARTA - Peraturan baru SMS premium yang sebulan lalu disahkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring, tampaknya sulit untuk membangkitkan kembali bisnis value added service (VAS) yang dulu sempat booming.
Menurut pengamat telekomunikasi Teguh Prasetya, konten SMS premium telah tergantikan oleh bermacam konten aplikasi yang tersedia di toko aplikasi online.
Teguh mengatakan perkembangan SMS premium tak akan mampu kembali 'kencang' seperti tahun lalu sebelum kejadian black October. Hal ini dikarenakan SMS premium sudah tertinggal dengan teknologi. Berbagai konten yang dihadirkan melalui SMS telah tergantikan dengan konten aplikasi pada Apple App Store maupun Google Play Store.
Menurut Teguh, para pengguna telah memiliki alternatif lain, yakni konten aplikasi, yang lebih simpel dan lebih mudah didapatkan. "User sekarang sudah punya alternatif sms premium. Alternatif ini ya aplikasi yang ada di berbagai App Store," kata Teguh kepada Okezone.com, Rabu (2/10/2013).
Sekarang ini, lanjut Teguh, pengguna juga sudah terbiasa mengunduh konten aplikasi di app store. Pembayaran konten tersebut juga sudah beralih dari potong pulsa menjadi pembayaran via kartu kredit.
Dengan peralihan konten ini Teguh juga mengatakan akan mengancam penyedia konten Tanah Air. Para pengembang aplikasi di Indonesia harus berlomba-lomba dengan developer game dan aplikasi dari luar negeri.
Jika pada konten SMS premium para pengembang hanya bersaing di dalam negeri, sedangkan untuk konten aplikasi para developer Indonesia harus bersaing keras dengan para pengembang kelas dunia.
(amr)
Title : SMS premium tergantikan
Description : JAKARTA - Peraturan baru SMS premium yang sebulan lalu disahkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring, tampakn...